Memahami Perang Dagang serta Pengaruhnya terhadap Emas dan Dolar

Citrust.id – Perang dagang yang melibatkan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Cina, Kanada, dan Meksiko, berdampak signifikan terhadap pasar keuangan global, termasuk emas berjangka dan mata uang dolar AS.

Tarif impor yang tinggi memicu ketegangan perdagangan global dan mengarah pada ketidakpastian ekonomi. Sebagai respons terhadap ketegangan geopolitik dan ancaman resesi ekonomi, harga emas berjangka mengalami kenaikan.

Di sisi lain, perang dagang menekan mata uang dolar AS, terutama jika ada kekhawatiran mengenai dampak negatif perekonomian AS. Penurunan nilai dolar membuat emas berjangka makin menarik.

Pengaruh perang dagang dan Trump Tarif terhadap emas berjangka dan mata uang dolar, akan dikupas lebih lanjut dalam live show TikTok di akun @newsmaker23_talk pada Jumat, 7 Maret 2025, pukul 20.00 WIB.

Diskusi tersebut akan menghadirkan narasumber Master of Economic and Technical Analyst sekaligus Kepala Cabang PT Equityword Futures (EWF) Cirebon, Ernest Firman. Ia akan didampingi Fundamental Analyst Specialist, Marvy.

Ernest Firman memaparkan, perang dagang merupakan konflik ekonomi antarnegara yang melibatkan kebijakan perlindungan dalam bentuk pembatasan perdagangan. Perang dagang saat ini terjadi antara Amerika Serikat dengan Cina, dan Amerika Serikat dengan Kanada dan Meksiko.

Pemicu utama perang dagang tersebut adalah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menaikkan tarif pajak impor atau Trump Tarif.

“Ini merupakan cara Trump untuk melindungi produksi manufaktur dan menyeimbangkan trade balance AS,” ujar Ernest Firman.

Ia menjelaskan, contoh Tarif Trump yang mulai berlaku untuk Kanada dan Meksiko adalah penambahan 25 persen tarif impor barang dari kedua negara tersebut.

Kanada langsung membalas dengan pengenaan penambahan tarif barang impor dari AS sebesar 25 persen.

BACA JUGA:  Imlek dan Kenaikan Harga Emas Berjangka, Bagaimana Strategi Pelaku Pasar?

Sedangkan untuk tarif impor barang dari Cina, AS mengenakan penambahan 20 persen. Cina langsung bereaksi menerapkan penambahan tarif impor barang dari AS sebesar 10-15 persen.

“Tarif Trump memberikan keuntungan bagi perekonomian AS. Manufaktur dalam negeri mereka akan lebih terlindungi, sehingga harga produksinya dapat bersaing dengan barang-barang yang masuk dari luar AS,” tutur Ernest.

Ia melanjutkan, perang dagang membawa efek ketidakpastian kepada kondisi pasar, sehingga performa safe heaven, seperti emas dan perak, terus menunjukkan hasil yang baik. Sedangkan dolar AS menjadi tertekan dibanding mata uang major lainnya.

Untuk jangka panjang, keberlanjutan perang dagang akan memacu emas menyentuh harga tertinggi.

“Melihat dari analisa teknikal daily dan weekly, level yang terlihat sejauh ini adalah retracement sebesar 50 persen ke area $2750 hingga $2760-an,” kata Ernest.

Menurutnya, dari sisi teknikal, minggu ini masih memungkinkan emas untuk bergerak naik. Technically speaking, SO weekly masih mengarah naik. SO daily juga menatap ke atas.

“Hanya saja, kita harus menunggu konfirmasi dari data klaim pengangguran nonfarm malam ini. Apabila confirm nonfarm membuat dolar AS melemah, maka tidak ada lagi batasan emas untuk naik mengikuti teknikalnya,” pungkas Ernest Firman. (Haris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *